nan mancaliak

Minggu, 20 Februari 2011

TAGIHAN PERTEMUAN I ( CASE STUDY )

CASE STUDY

Saya adalah seorang guru sekolah dasar.Sekolah tempat saya mengajar terletak disebuah kampung yang bernama Balai Labuah bawah. Kesan orang terhadap sekolah saya sering saya dengar yaitunya sekolah dalam parak. Tapi entah kenapa saya tak pernah ada rasa gengsi atau malu,,, Tapi jika orang datang ke lokasi SDN 31 Balai Labuah Bawah maka mata orang akan terbuka bahwa sekolah saya itu terletak di daerah yang berhawa sejuk, nyaman, bersih, indah, dan gagah yaaa sangat ideal untuk tempat menimba ilmu .Jauh dari kebisingan kendaraan dan pengaruh –pengaruh yang negative .itulah wujud sekolah ku.

Pada hari Kamis saya dengan sangat gembira dan riang melangkahkan kaki ke sekolah , karena dalam benak saya sudah tertanam bahwa dengan niat yang tulus mudah mudahan apa yang kita kerjakan berhasil dengan baik dan memuaskan. Saya sudah menyiapkan sebuah scenario pembelajaran matematika untuk siswa kelas VI tempat saya mengajar.

Setiba di kelas setelah jam masuk berbunyi , sayapun mulai membelajarkan siswa dalam mata pelajaran matematika tentang volume bangun ruang.Dengan semangat yang tinggi dan suara yang meyakinkan aku serius menjelaskan materi kepada siswa.Setelah selesai menerangkan materi , saya pun bertanya …. Apakah kalian sudah dapat memahami yang ibuk jelaskan tadi?. Serentak siswa menjawab belum mengerti benar buk…. Nah kalau begitu mari ibuk ulangi lagi dengan contoh soal yang lain. Maka saya menjelaskan kembali materi tentang volume bangun ruang tersebut.Setelah itu saya Tanya lagi apakah anak –anak ibuk sudah mengerti?? Sudah buk..jawab mereka serempak . Sayapun lega mendengarnya.

Setelah itu saya memberikan latihan 5 buah soal tentang materi yang sedang dipelajari tersebut.Selang beberapa menit yaitunya 40 menit . Semua siswa selesai mengerjakan latihan dan sayapun memeriksa pekerjaan siswa . Alangkah terkejut bercampur dengan kesalnya saya menyaksikan hasil pekerjaan mereka. Tak satupun yang menjawab betul diatas 3 buah soal dari 5 buah soal. Saya termenung… Kenapa yaa… Apa yang salah…saya yang terlalu cepat menjelaskan atau siswa yang terlalu lambat memahami materi .Apakah perlu alat peraga dalam menjelaskan materi itu? Akhirnya saya memanggil dan bertanya kepada beberapa siswa tentang materi yang baru dipelajarai dan cara saya menerangkan materi.. Maka siswa saya menjawab…ibuk cepat ngomongnya buk… beri contoh banyak – banyak buk.

Dari hasil refleksi dan koreksi tentang diri saya dan jawaban siswa , maka sayapun sadar bahwa saya berhadapan dengan siswa kelas VI bukan orang dewasa. Ya butuh kejelasan , ketenangan ,kesabaran ,contoh bahkan alat peraga dalam memberikan materi pelajaran. Nah dari kekurangan –kekurangan tersebut saya mulai menata diri untuk membuat siswa saya benar-benar memahami setiap apa yang dipelajari, dengan cara menggunakan alat peraga, bicara yang lambat tapi tegas dan jelas,memberikan contoh yang cukup, serta membimbing siswa yang benar-benar belum paham.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar